Saat terbangun, aku berusaha memecah partikel-partikel dingin yang berhamburan bersama cahaya mentari pagi. Mataku seakan menarikku dari tempat peraduanku. Melirik sejenak barisan angka di sampingku, jari telunjukku pun mengikuti irama tangan dan tepat menunjuk salah satu angka diantara barisan angka yang berdiri tegak di depan mata. Angka 9 yang kini menjadi sasaran bidikan jariku. Yaaa, hari ini tanggal 9. Aku menghela nafas sejenak dan berharap semua ini hanyalah mimpi. Seolah membayangkan diri menjadi putri tidur yang harus segera dibangunkan dari tidur panjangnya.
Jarum jam mulai berputar
melintasi angka-angka disekelilingnya. Jam 9 pagi, jam 12 siang, jam 3 sore, jam
6 sore, jam 8 malam, jarum jam berlarian tanpa lelah dan tepat di angka 9 jarum
jam terhenti tuk bergegas memanggilku. Membuyarkan lamunanku ditengah kesendirian
malam. Aku berdiri, mengambil sebuah lilin dan berjalan menuju istana tidurku
yang dulu. Ku tutup pintu istana dan mulai menyusuri alunan kenangan yang tlah
hilang.