Rabu, 11 Januari 2012

DIMENSI WAKTU DI TANGGAL 9



Saat terbangun, aku berusaha memecah partikel-partikel dingin yang berhamburan bersama cahaya mentari pagi. Mataku seakan menarikku dari tempat peraduanku. Melirik sejenak barisan angka di sampingku, jari telunjukku pun mengikuti irama tangan dan tepat menunjuk salah satu angka diantara barisan angka yang berdiri tegak di depan mata. Angka 9 yang kini menjadi sasaran bidikan jariku. Yaaa, hari ini tanggal 9. Aku menghela nafas sejenak dan berharap semua ini hanyalah mimpi. Seolah membayangkan diri menjadi putri tidur yang harus segera dibangunkan dari tidur panjangnya.
Jarum jam mulai berputar melintasi angka-angka disekelilingnya. Jam 9 pagi, jam 12 siang, jam 3 sore, jam 6 sore, jam 8 malam, jarum jam berlarian tanpa lelah dan tepat di angka 9 jarum jam terhenti tuk bergegas memanggilku. Membuyarkan lamunanku ditengah kesendirian malam. Aku berdiri, mengambil sebuah lilin dan berjalan menuju istana tidurku yang dulu. Ku tutup pintu istana dan mulai menyusuri alunan kenangan yang tlah hilang. 

Nyala lilin mulai menghiasi pandangan mataku. Ku tundukan kepala dan mulai berpetualang dalam anganku berusaha mencari senyum yang kini tak kudapati lagi di kala bertatap dengan cermin.
Saat membuka mata, aku sadar tak lagi bertempat di istanaku. Kini aku berada ditengah jalan, terlihat banyak orang disekelilingku tapi mereka melakukan aktivitasnya dengan lambat lebih tepatnya beradegan lambat. Aku berjalan sembari menggenggam setangkai bunga mawar merah kering ditangan dan menyusuri jalan setapak demi setapak. Awan semakin pekat saat aku mengadahkan kepalaku ke atas dan aku tetap berjalan. Aku menatap kosong dengan denting langkah kaki yang gontai dan aku terus berjalan tanpa tau sampai mana jalan itu berada pada kutubnya. Kuberanikan diri untuk memaksa menolehkan kepalaku kesebelah kiri, terlihat sepasang sejoli bergandengan tangan dengan senyum yang merekah sambil memperlihatkan tawa lepasnya. Lalu aku berbalik dan mencoba melihat sisi kananku, terlihat dua orang yang sama sedang memakai kalung berbentuk setengah hati dilehernya. Aku coba menelisik lebih jauh, mengungkap segala perasaan kedalam sorot mata keduanya. 

Brukkk..., ada yang menembusku, lagi-lagi dua orang yang tadi aku lihat. Mereka menaiki motor dan menembusku, seolah-olah mereka tak melihatku. Aku baru tersadar ternyata tak ada yang bisa melihatku, aku berada didimensi waktu lain. Aku mencoba mengejar mereka dengan tenaga yang ku punya. Makin lama makin cepat dan tiba-tiba aku melihat kilauan cahaya putih dibelakang badanku. Bulu-bulu putih menawan seperti sepasang sayap sekarang menempel dipunggungku. Kucoba tuk mengepakkan sayap lebih keras, hingga kakiku tak lagi menapak tanah. Sedikit demi sedikit aku mulai terbang seirama dengan awan hitam yang menaungi kota yang tak asing bagiku. Aku terus mengejar mereka dan akhirnya mereka berhenti ditengah persimpangan jalan sepi yang tak ada habisnya itu. Aku terus menatap tajam-tajam apa yang mereka lakukan. 

Terlihat mereka turun dari motornya lalu sang pria memberikan setangkai mawar merah kepada sang gadis. Gadis itu terlihat sangat menyukainya, hingga aku dapat melihat pelangi di atas kepalanya. Pria itu juga mengeluarkan boneka teddy bear bewarna biru dari tas besarnya.  Dan gadis itu meloncat dengan girangnya, tersipu malu dengan senyum manis yang mengitari wajahnya. “Itu senyumku!!!” ucapku lirih. Seakan aku menemukan senyum yang tlah lama hilang dari wajah senduku. Aku dapat melihatnya, sorot mata sepasang sejoli itu dengan jelas. Tapi kenapa aku melihat tetes air mata bercahaya putih jatuh dari bola mata mereka. Aku masih berdiri terdiam berpikir apa yang sedang terjadi saat ini. Mencoba menggali setiap keadaan yang sedang bermunculan di depanku.


Tes...tes...tes.., aku mulai merasakan tetesan air membasahi tubuhku. Ku intip keatas sesaat dan menyadari awan hitam mulai menghujamkan butiran air yang kini menerpaku. Aku mencoba melindungi bunga mawar kering yang sedari tadi bermukim di gengaman tanganku. Butiran air besar memecahkan pandanganku seolah memperingatkanku tuk kembali memperhatikan sepasang sejoli itu. Mereka berdiri saling berhadapan dan saling bertatapan mengekspresikan kesedihan yang mereka rasakan melalui matanya. Aku rasakan betul mata mereka sedang berbicara, tapi aku tak tahu apa yang sedang mereka bicarakan. Lagi-lagi aku masih melihat tetes airmata bercahaya keluar tanpa lelah dari bola mata mereka. Aku masih menunggu, terus melihat apa yang akan terjadi. Dari posisi berhadapan kini mereka mulai membelakangi satu sama lain dan berjalan menjauh dengan arah yang berlawanan. Mereka terus berjalan semakin menjauh dari titik persimpangan jalan menuju kutub dunia. Gadis itu berjalan dengan tatapan kosong dan melepaskan boneka pemberian pria itu. Terus melangkah ke depan sambil membawa setangkai mawar, langkahnya tiba-tiba berhenti. Gadis itu memberanikan diri menengok kebelakang terlihat pria itu terus berjalan menjauhinya dan melihat boneka yang ia lepaskan basah terkena air hujan. Aku bingung melihat keduanya, “Apa yang harus aku lakukan?” gumamku. Kuputuskan tuk mengejar gadis itu dan tanpa sengaja aku menabrak tubuhnya tapi anehnya ia tak menembusku. “Apa yang terjadi?” pikirku. Aku kini berada di dalam tubuh gadis itu. Tanganku mengenggam setangkai mawar merah yang layu karena tetes air hujan. Kakiku seolah mengajakku tuk terus berjalan menembusi dimensi waktu. Dan pada pemberhentian jalan aku melihat cahaya putih yang menyilaukan mata.
Aku terperanjat dan saat mata lelahku terbuka aku mulai tersadar sudah kembali berada di istana tidurku. Cahaya lilin yang tersapu angin dan rintihan air hujan memecahkan petualangan dimensi waktuku. Tapi anehnya aku masih merasakan setangkai bunga mawar di gengaman tanganku. Tanganku yang kini kupakai tuk memegang wajahku, tepat kuletakkan dibawah mataku. Berharap tetes airmata tak meloncat keluar dari bola mataku. Tapi harapan itu sirna ketika kenangan itu kembali melintas. Satu tetes, dua tetes, tiga tetes keluar dari sarangnya menuruni pipiku. 

Disela-sela kehampaan, aku berdoa mengucap terimakasih pada Sang Pencipta dan seseorang yang slalu bersemayam dalam hatiku yang hingga saat ini masih kucari di setiap pecahan kenangan yang tersisa. Aku hanya mampu bertahan melawan waktu dengan keabadian cinta yang masih kugenggam erat-erat. Tak tahu sampai kapan akan terus berlari menggapai misteri di tanggal 9. Slalu berharap pria di dimensi waktuku itu akan slalu berbahagia walau aku tak bisa berbahagia seperti dirinya. 

Mencoba menyelami keinginannya yang memintaku tuk kembali di waktu sebelum kami bertemu.
Dan disaat waktu harus mempertemukanku dengannya, aku hanya bisa bertanya
“KAU SIAPA?”,
“APA KAU MENGENALKU?” ,
“APA KITA PERNAH BERTEMU SEBELUMNYA?”
 

8 komentar:

Nurmayanti Zain mengatakan...

butterfly effect

kaoryku...
waktu tak bisa diputar
waktu tak bisa mengembalikan kaory ke masa sebelum berjumpa dengannya
~tapi
waktu bisa membuat kaory tumbuh dan berkembang lebih bijaksana

*ayolah kaoryku, you can deal with it!
I'm here beside you <3 you're not alone
together we stand (^o^)/

aku nggak jamin bisa menyelesaikan setiap masalah ry tapi setidaknya aku akan ada di sisi ry ketika masalah itu datang

Unknown mengatakan...

yasudah kita kenalan :p. . .

a part of memory. . .menarik

lalu itu. . .picture malioboro bukan?? cantik sekali lampu2 malamnya memang. . .

KitRy mengatakan...

@nurma : hihihi, sindrom khayal kini tlah merasuk (╯︵╰,)

itu yang (ia) inginkan nur, kembali ke masa lalu dan seolah tak pnh brtemu dengannya (-'_'-)

yeyeyeyey bidadari mungil (╯▽╰)
untung ada nurma jadi isaaa plonggg huhu,,o(≧o≦)o

KitRy mengatakan...

@kaito:

perkenalkan nama saia kaito... emg di indo ada nama kaito? :p

malioboro,,, memang indah tapi tak seindah kisahku (╥_╥) ----> haiyah malah curcol (¬_¬)

solo akan lebih menarik dengan kiat esemkanya :p

Unknown mengatakan...

lalu nama apa yang ada di indo?? ahahaha

berlalu lah berlalu lah. . .dont be a part of memory. . .

ahahahahahaha setujuuuuuuuu. . .^_____^ moga dapet komisi karena ikut mempromosikan

Fudholi Mubarok mengatakan...

hmm....:)

lia yu_ cute mengatakan...

sst...ngebahas blog nya jgn kenceng2 ada yg lagi ngerjain tugas tah.....wkwkwkkwk

waduw byk majas nya ya buw, ayo siapa yg tau majas apa???

klo gw kasih usul gmn,,biar ada unsur horor di mix ama funny gmn gto..... the title is " mistery on January 9th hiiiii..."

Anonim mengatakan...

Malioboro..

Posting Komentar